“Quiet Quitting” Bukan Solusi: Cara Menemukan Kembali Keterlibatan di Pekerjaan Anda

Dwi

|

07 Aug 2025

|

5 Menit Baca

Share:

Melakukan pekerjaan secukupnya terasa seperti solusi untuk burnout, tapi seringkali hanya mengarah pada stagnasi. Ada cara yang lebih baik untuk merebut kembali kendali dan makna dalam karier Anda, tanpa harus resign.

  • Masalah Inti: Mengurangi usaha dan keterlibatan emosional di pekerjaan (quiet quitting), yang justru menimbulkan perasaan hampa, stagnan, dan menyia-nyiakan potensi.
  • Solusi Strategis: Alih-alih pasrah, terapkan 'Job Crafting' secara proaktif. Ini adalah seni membentuk kembali tugas, hubungan, dan persepsi Anda terhadap pekerjaan agar lebih sesuai dengan kekuatan dan minat Anda.
  • Hasil Akhir: Anda akan beralih dari seorang 'quiet quitter' yang tidak puas menjadi seorang arsitek pekerjaan Anda sendiri, menemukan kembali motivasi dan makna dalam peran Anda saat ini.

Intro

Anda pernah menjadi karyawan yang paling bersemangat. Penuh ide dan inisiatif. Kini, sesuatu telah berubah. Anda datang tepat waktu, pulang tepat waktu. Anda mengerjakan apa yang diminta, tidak kurang, tidak lebih. Tidak ada lagi ide-ide liar di luar jam kerja. Anda merasa 'aman' dari eksploitasi dan kelelahan.

Tetapi jika Anda jujur pada diri sendiri di malam hari, ada perasaan hampa. Perasaan menyia-nyiakan potensi. Anda tidak lagi membenci pekerjaan Anda, tetapi Anda juga sama sekali tidak menyukainya. Anda hanya... ada. Ini adalah zona berbahaya dari quiet quitting.


Gejala, Bukan Penyakit: Memahami 'Mengapa' di Balik Quiet Quitting

Sebagai seorang Psikolog Organisasi, saya melihat quiet quitting bukan sebagai tanda kemalasan, melainkan sebagai sebuah gejala—sebuah sinyal darurat dari seorang profesional yang merasa batasannya telah dilanggar, kontribusinya tidak dihargai, atau koneksinya dengan pekerjaannya telah putus. Ini seringkali merupakan mekanisme pertahanan terhadap [tanda-tanda burnout] atau akibat dari [keluar dari hustle culture] dengan cara yang kurang konstruktif.

Masalahnya, melakukan minimum jarang sekali memberikan kepuasan. Itu hanya menukar satu jenis penderitaan (kelelahan) dengan jenis lainnya (stagnasi). Solusi yang lebih kuat bukanlah dengan 'melepaskan diri', tetapi dengan 'membentuk kembali'.


"Job Crafting" - Seni Memahat Pekerjaan Anda

Peneliti Amy Wrzesniewski dan Jane E. Dutton memperkenalkan konsep 'Job Crafting'. Ini adalah proses di mana karyawan secara proaktif mendesain ulang pekerjaan mereka agar lebih bermakna dan memuaskan. Anda tidak perlu menunggu promosi atau pindah kerja untuk merasa lebih baik. Anda bisa mulai memahat peran Anda dari dalam.

(Visual: Ilustrasi tiga 'tombol putar' yang bisa disesuaikan: Tugas, Hubungan, Persepsi.)

1. Task Crafting (Memahat Tugas Anda)

Ini tentang mengubah batasan atau jumlah tugas Anda.

  • Apa itu: Menambah tugas yang Anda sukai, mengurangi tugas yang menguras energi, atau mengubah cara Anda melakukan tugas yang sudah ada.

  • Contoh Praktis: Seorang programmer yang bosan dengan tugas rutin debugging mungkin secara proaktif menawarkan diri untuk membuat alat otomatisasi untuk proses debugging tersebut. Ia mengubah tugas yang membosankan menjadi tantangan rekayasa yang menarik.

2. Relational Crafting (Memahat Hubungan Anda)

Ini tentang mengubah dengan siapa dan bagaimana Anda berinteraksi.

  • Apa itu: Secara sadar memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang memberi Anda energi positif, atau mengubah sifat interaksi Anda.

  • Contoh Praktis: Seorang analis senior yang merasa terisolasi bisa menawarkan diri untuk menjadi mentor bagi seorang analis junior. Interaksi ini memberinya rasa tujuan baru dan kesempatan untuk berbagi pengetahuan.

3. Cognitive Crafting (Memahat Persepsi Anda)

Ini adalah perubahan yang paling kuat, yang terjadi sepenuhnya di dalam pikiran Anda.

  • Apa itu: Mengubah cara Anda berpikir tentang pekerjaan Anda dan melihat dampaknya yang lebih besar.

  • Contoh Praktis: Seorang manajer HR yang merasa pekerjaannya hanya 'mengurus administrasi' bisa mulai melihat perannya sebagai 'membangun lingkungan di mana talenta terbaik bisa berkembang'. Tugasnya sama, maknanya berubah total.


Studi Kasus: Transformasi Seorang Akuntan

Seorang akuntan yang bosan dengan rutinitas laporannya memutuskan untuk melakukan job crafting:

  1. Ia menawarkan diri untuk membuat 'ringkasan bulanan' yang lebih visual dari laporannya untuk tim non-finansial (Task Crafting).
  2. Ia mulai mementori seorang akuntan junior di timnya, membantunya memahami proses yang rumit (Relational Crafting).
  3. Ia mulai melihat pekerjaannya bukan sebagai 'membuat laporan', tetapi sebagai 'menyediakan data yang membantu para pemimpin membuat keputusan yang lebih cerdas' (Cognitive Crafting). Dalam beberapa bulan, ia tidak hanya merasa lebih terlibat, tetapi juga lebih terlihat sebagai mitra strategis.

Actionable Checklist: Mulai Memahat Pekerjaan Anda Minggu Ini

  • [ ] Task: Identifikasi satu tugas yang paling menguras energi Anda. Bisakah Anda mengotomatiskannya, mendelegasikannya, atau mengubah cara Anda melakukannya?
  • [ ] Task: Identifikasi satu tugas yang ingin Anda lakukan lebih banyak. Bisakah Anda mengusulkan sebuah proyek kecil yang terkait dengannya?
  • [ ] Relational: Jadwalkan obrolan 15 menit dengan seorang rekan yang Anda kagumi.
  • [ ] Cognitive: Tuliskan dalam satu kalimat, apa dampak terbesar dari pekerjaan Anda jika dilihat dari sudut pandang pelanggan atau perusahaan?
  • [ ] Persepsi: Pikirkan tentang bagaimana skill yang Anda gunakan dalam pekerjaan Anda saat ini membangun fondasi untuk tujuan karier jangka panjang Anda.

Analogi Kuat: Anda Bukan Penyewa, Anda Adalah Desainer Interior

Banyak orang memperlakukan pekerjaan mereka seperti sebuah apartemen sewaan. Mereka menerima tata letak dan perabotan apa adanya, bahkan jika itu membuat mereka tidak nyaman. Mereka mengeluh tentang cat yang jelek, tetapi tidak melakukan apa-apa karena merasa "ini bukan milik saya".

Job crafting adalah pola pikir seorang desainer interior. Anda mungkin tidak bisa mengubah struktur bangunan (deskripsi pekerjaan formal), tetapi Anda bisa mengubah cat, mengatur ulang perabotan, dan menambahkan sentuhan pribadi untuk membuat ruangan itu terasa seperti milik Anda. Anda mengambil kendali atas ruang yang Anda tempati.


The Deep Dive Question

Tanyakan pada diri Anda: Jika Anda memiliki kekuatan untuk mengubah 15% dari pekerjaan Anda saat ini agar lebih sesuai dengan kekuatan dan minat Anda, perubahan kecil apa yang akan Anda buat pertama kali?


Jembatan Aksi

Memulai proses job crafting membutuhkan refleksi yang terstruktur. Anda perlu mengidentifikasi apa yang ingin Anda ubah dan bagaimana cara melakukannya. Untuk membantu Anda, kami telah membuat sebuah panduan.

Download 'Worksheet Job Crafting' kami untuk membantu Anda mengidentifikasi area dalam pekerjaan Anda yang bisa Anda bentuk kembali.

Diskusi

Butuh Solusi Serupa untuk Bisnis Anda?

Saya bisa membantu Anda membangun sistem digital yang efisien seperti yang saya tulis di blog ini.

Hubungi Saya